Berawal Dari Mobil-Mobilan, Jauhari Berinovasi Membuat APE Berhak Cipta
Di masa pandemi covid-19 ini, kegiatan lebih banyak dilakukan di rumah. Terlebih bagi anak usia dini maupun anak usia sekolah. Mereka seharian berada di rumah, karena sekolah masih belum aktif lagi dan masih belajar secara online dari rumah. Berhubung semua kegiatan difokuskan di rumah, tak jarang anak-anak menghabiskan waktunya untuk bermain.
Jauhari, dosen program studi Pendidikan Anak Usia Dini (PIAUD) di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Jember ini berinovasi membuat alat peraga edukatif atau yang sering dikenal dengan APE. Jauhari membuat APE berawal dari pengalaman anaknya ketika bermain mobil-mobilan di rumah.
“Anak saya senang sekali bermain mobil-mobilan. Tapi saya capek, harus terus menerus beli baterai untuk mobil-mobilannya terlalu boros. Saya teringat waktu kecil dulu sering mainan balok-balok kayu bekas. Akhirnya saya coba membuat mainan balok kayu dan ternyata disukai oleh anak saya.” Terang Jauhari.
Jauhari juga menambahkan “Selama pandemi, mainan balok-balok kayu buatan saya ini sangat bermanfaat bagi anak saya. Disamping untuk bermain-main di dalam rumah juga dapat untuk meningkatkan kreatifitas anak saya. Dan karena menurut saya ini adalah sebuah temuan yang berkaitan dengan inovasi alat permainan untuk pembelajaran, maka saya buat laporannya kemudian saya HAKI kan”
Tak bisa dipungkiri, bahwa ternyata APE yang sangat sederhana dan berasal dari bahan bekas memiliki manfaat yang luar biasa. APE sederhana tersebut dapat dimanfaatkan anak untuk bermain di rumah dan sekaligus mampu meningkatkan kreatifitas anak. Dan tentunya APE ini sangat ramah kantong, karena tidak perlu menggunakan baterai. APE berupa balok-balok kayu ini juga mampu mengalihkan anak dari dunia gadget.
Produtif di masa pandemi adalah menjadi peluang emas, seperti yang dipaparkan oleh Jauhari dosen PIAUD ini. Ia menciptakan sebuah inovasi berupa permainan yang selanjutnya didaftarkan menjadi hak cipta. Hal tersebut tentunya memiliki manfaat ganda, sebab selain karyanya bisa dimainkan oleh anak sekaligus mendapatkan sertifikat hak cipta. Dalam paparannya juga disebutkan bahwa “Untuk memperoleh HAKI itu sebenarnya mudah, tinggal niat kita untuk membuat karya beserta laporannya (makalah), kemudian didaftakan melalui online.” (RR)
